Konflik Pembabatan Hutan
Teori
Organisasi Umum 2
Nama Kelompok :
Kenrick
Kevin Andrew .W
Sukaton Tirto
Latar Blakang
Konflik merupakan kondisi yang
terjadi ketika dua pihak atau lebih menganggap ada perbedaan posisi yang tidak
selaras, tidak cukup sumber dan tindakan salahsatu pihak menghalangi, atau
mencampuri atau dalam beberapa hal membuat tujuan pihak lain kurang berhasil.
Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya
atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan
dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik dilatarbelakangi oleh
perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi.
Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik,
kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan
dibawa sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan
situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang
tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat
lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu
sendiri. Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan integrasi berjalan
sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan
integrasi. Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
KONFLIK
PEMBABATAN HUTAN
Pembabatan hutan adat di Kalimantan
Tengah terus berlangsung seperti terjadi di kawasan hutan Tamanggung Dahiang di
Desa Tumbang Dahui, Kecamatan Katingan Hulu, Kabupaten Katingan pada bulan awal
Nopember 2002. Kejadian ini sebenarnya telah diketahui oleh seorang tokoh desa
bernama Salin R. Ahad yang kemudian permasalahan ini dilaporkan ke Polda,
Kejaksaan Tinggi, dan DPRD Propinsi Kalteng yang dianggap menginjak-injak harga
diri masyarakat adat dan hukum-hukum adat setempat. Kemudian tokoh desa itu
juga mengungkapkan keterlibatan oknum-oknum BPD (Badan Perwakilan Desa) yang
ikut membekingi dan melakukan pembabatan hutan adat tersebut.
Kejadian yang hampir sama terjadi pada
pertengahan bulan Juni 2002. 189 warga desa di wilayah Kecamatan Gunung Purei,
Kabupaten Barito Utara menuntut HPH PT. Indexim dan PT. Sindo Lumber telah
melakukan pembabatan hutan di kawasan Gunung Lumut.
Kawasan hutan lindung Gunung Lumut di
desa Muara Mea itu oleh masyarakat setempat dijadikan kawasan ritual sekaligus
sebagai hutan adat bagi masyarakat dayak setempat yang mayoritas pemeluk
Kaharingan. Sebelum kejadian ini telah diadakan pertemuan antara masyarakat adat
dan HPH-HPH tersebut.
Namun setelah sekian lama ternyata isi
kesepakatan tersebut telah diubah oleh HPH-HPH itu dan ini terbukti bahwa
perwakilan-perwakilan masyarakat adat dengan tegas menolak dan tidak mengakui
isi dari kesepakatan itu.
Selain itu, konflik yang terjadi antara
mayarakat desa Tumbang Dahui denga perusahaan PT.Indexin dan PT.Sindo Lumber
disebabkan dengan hal-hal seperti berikut:
1. Masalah
tata batas yang tidak jelas dari 2 belah pihak
2. Pelanggaran
adat yang disebabkan perusahaan tersebut
3. Ketidakadilan
aparat hukum dalam menyelsaikan persoalan
4. Hancurnya penyokong antara masyarakat
adat dan masyarakat hutan akibat rusak dan sempitnya hutan
5. Tidak ada kontribusi positif pengelola
hutan dengan masyarakat adat dan masyarakat di sekitar hutan.
6. Perusahaan tidak melibatkan masyarakat adat dan masyarakat
disekitar hutan dalam pengusahaan hutan.
Seharusnya,aparat keamanan yang bertugas
melindungi masyarakat bisa menindak lanjuti kedua perusahaan tersebut,karena
perusahaan PT.Indexin dan PT.Sindo Lumber telah melanggar tentang pengelolaan
hutan.Kedua perusahaan tersebt telah membabat habis hutan di kawasan gunung
lumut tersebut, apalagi hutan tersebut merupakan hutan lindung. Selain itu
aparat kemanan juga dapat menangkap oknum BPD tersebut, karena oknum tersebut
terlibat langsung dalam kerjasama dengan kedua perusahaan tersebut. Oknum ini
harusnya menghalangi tindakan kedua perusahaan tersebut dalam pembabatan hutan.
Agar menghindari konflik dengan
masyarakat sekitar,perusahaan juga seharusnya bersikap baik dalam lingkumgan
sekitar.Seperti tidak melakukan pembabatan hutan lindung. Lalu jika melakukan
penebangan pohon di hutan, harus melakukan reboisasi(penanaman ulang pohon).
Hormat kepada masyarakat sekitar dan adat dan berlaku, karena masyarakat
Kalimantan terkenal dengan adatnya yang harus di jaga secara turun menurun.
Jika hal itu dilakukan oleh perusahaan, mungkin tidak ada yang namanya konflik
eksetrnal.
Penyebab Terjadinya Konflik :
1. Suatu
situasi dimana tujuan-tujuan tidak sesuai
2. Keberadaan peralatan-peralatan yang
tidak cocok atau alokasi-alokasi sumber daya yang tidak sesuai
3. Suatu
masalah yang tidak tepatan status
4. Perbedaan
pandangan
5. Adanya
aspirasi yang tidak ditampung.
Berikut strategi penyelesaiannya:
1. Mengeluarkan
dan membicarakan kesulitan. Jika ada satu masalah yang mengganggu anda,
janganlah hal ini disimpan dan disembunyikan. Uraikan kesulitan tersebut pada
orang yang anda percaya. dengan demikian orang lain itu bisa ikut membantu anda
dengan saran-sarannya dan ikut memecahkan kesulitan itu.
2. Menghindari
kesulitan untuk sementara waktu. terutama jika anda menghadapi satu masalah
yang berat dan sulit pelik, hindari atau tinggalkan untuk sementara waktu
masalah tersebut. Jika anda tetap bersitegang hati hendak mengurus kesukaran
dengan rasa yang gelap, maka hal ini akan merupakan satu penghumukan diri
sendiri. Dan anda tidak akan mampu menemukan jalan keluar yang baik. Akan
sia-sa sajalah usaha tersebut.
3. Menyalurkan
kemarahan. Kemarahan sebagai pola tingkah laku sering membuat anda jadi
menyesal dan membuat diri anda jadi ketolol-tololan. Jika anda berhasrat
menggempur seseorang dengan satu ledakan serangan kemarahan, cobalah menunda
terjadinya ledakan tadi sampai esok hari. Dan pada itu, sibukkanlah diri
sendiri. dengan menghapus kemarahan yang sudah hampir meletus, pastilah anda
akan lebih mampu dan lebih siap menghadapi kesulitan secara intelegen dan
rasional. Sebab, kemarahan-kemarahan hebat yang berlangsung lama,
berulang-ulang kembali dan kronis sifatnya itu dapat menyebabkan timbulnya
tekanan darah tinggi dan gejala-gejala neurosa yang gawat.
4. Bersedia
menjadi pengalah yang baik. Jika anda sering bertengkar dengan orang lain,
selalu keras kepala dan mau menang sendiri, dan selalu mau menentang, ingatlah
bahwa tingkah laku tersebut adalah kekanak-kanakan. Berpeganglah teguh pada
pendirian sendiri, jika sekiranya anda yakin berdiri di pihak yang benar, akan
tetapi berlakulah selalu tenang. Dan bersedia mengaku salah, jika pendirian
anda ternyata kemudian memang salah. Sungguhpun jika anda benar-benar ada di
pihak yang benar, adalah lebih mudah bagi anda sekiranya anda kadangkala
bersedia mengalah. Jika anda ikhlas berbuat sedemikian ini, maka anda akan
mengalami bahwa lawan juga akan bersedia mengalah pada saat lain. hasilnya
ialah: (a) Anda terbebas dari tekanan batin dan konflik, (b) Anda akan
menemukan cara penyelesaian internal dan eksternal yang praktis, (c) Juga akan
mendapatkan kepuasan dan dapat mencapai kematangan pribadi.
Referensi :
Komentar
Posting Komentar